Denda

Denda hati karena tidak bertemu lagi dengan seorang yang pernah menjemur dihati. Tak kala bahagia itu tidak serta merta merusak dan menerobos sumsum tulang kebangkitan kehidupan yang tua ini.

Sudah di push dan dibiarkan, tetap saja dia berdenda dengan kelipatan merusak hati. Bodoh sekali sudah tertipu dengan kebangkitan kepalsuan yang kita kira kebahagiaan. Jangan salahkan kawan tua itu, jauh dia berpura pura dan tiada yang sadar kalau dia menua.

Makan hati, dan ditinggal pergi dengan ketakutan. Malah tidak ada daya kalau berjuang dengan tujuan. Beratnya sama sekali tidak patut dihiraukan bahkan didekati.

Rusak sumsum, menggelitir pusat ekonomi dengan paradigma yang memakan ke kawatiran. Di perdaya dalam syaitan. Dan ditakuti dalam tanya. Karena hanya denda hati. Hidup rusak di belenggu ketakutan.

Sungguh, jauhlah, jauhilah. Hati yang menua tanpa arahan jelas. Dia merusak bahkan tak menyentuh kepekaan hati. Di garasi tua. Ada nama, banyak coretan yang isinya kebencian.

Denda hati, jangan ditambah lagi dengan sakit hati.

Komentar